Halaman

Sabtu, 17 Mei 2014

[Tugas 4] Bahasa Indonesia 2

Karakter:
Dara    : lemah terhadap segala bentuk kekerasan, mudah tersentuh.
Siwon  : nggak sabaran, gampang terpancing amarah.
Micky  : mudah membaca situasi, kekanak-kanakan.
David  : tenang, dewasa.

Sinopsis:
Dara ketakutan saat Siwon –mantan pacarnya yang memiliki peringai ‘sedikit’ buruk— muncul didepan rumahnya. Kedatangan Siwon kerumahnya, tentu bukan tanpa alasan. Sudah enam bulan mereka berdua putus, dan sejak saat itu Dara nggak pernah menjawab satupun panggilan telepon dari Siwon. Siwon menuntut penjelasan. Saat membutuhkan bantuan, satu-satunya orang yang bisa Dara hubungi saat itu adalah Micky –cinta pertamanya yang sedang berkunjung ke Paris, tempat Dara menetap saat ini—. Perang mulut yang biasanya terjadi diantara wanita, muncul saat Siwon dan Micky bertemu dirumah Dara. Ingin menunjukkan keseriusannya, Micky melamar Dara saat itu juga. Dara menangis terharu, dan bukannya menerima lamaran Micky, Dara malah menolaknya. David datang, bak pahlawan kesiangan, menolong Dara. Mengumumkan pada dunia, kalau dirinya lah yang akan menikahi Dara.



Diantaranya

Kuku jari kiri, digigitnya dan tangan kanannya kembali menari diatas handphone sebelum ia dekatkan ke telinga. Kecemasan muncul diwajahnya, detak jantungnya pun mulai terpacu.
“ M! Dimana?!” tanyanya langsung, kepanikan sedang melanda dirinya.
“ Di jalan, mau balik ke hotel. Kenapa D?” Micky balik bertanya, merasakan ada yang tidak beres sedang terjadi dengan lawan bicaranya.
“ Please... dateng ke rumah aku, sekarang!” lebih kepada perintah daripada minta tolong.

Tanpa banyak bertanya, Micky langsung menjawab “Oke” dan meminta supir taksi putar balik.
***

Bel pintu berbunyi saat Dara baru saja mengirimkan pesan BBM ke seseorang. Dia membeku seketika disamping tempat tidur, ketegangan saraf menghantam tubuhnya. Itu pasti dia.
---
Sepuluh menit yang lalu, saat Dara ingin memasuki supermarket diseberang jalan, dia melihat bayangan pria tersebut di dalam supermarket. Dara mengambil langkah seribu untuk kembali ke rumahnya. Berharap kalau pria itu tidak melihat dirinya, tapi harapannya pupus sudah. Dia terlihat.
---
“ DARA! BUKA PINTUNYA! AKU TAU KAMU ADA DI DALAM! AKU SUDAH MELIHATMU” teriakan pria itu terdengar sampai ke telinga Dara.
Dara tak bergeming, bahkan saat teriakan terdengar makin keras. Dia terlalu takut menghadapi pria monster yang menantinya.
“ DARA! KAMU NGGAK AKAN BISA KABUR DARIKU! CEPAT BUKA PINTUNYA ATAU AKU DOBRAK!”
Mendengar ancaman nyata yang keluar dari pria dibawah sana, Dara mencoba menggerakkan kakinya menuruni tangga dan membuka pintu.


“ H-hai” ketenangan yang coba dikeluarkan Dara, gagal. “ Ma-masuk. Ma-masuklah” ketegangan sarafnya sukses membuat Dara tergugup.
Sikap keras pria itu terlihat nyata diwajahnya. Tanpa bicara apapun, dia melangkah ke ruang tamu.
Keduanya duduk berhadapan, saling menatap. Dara dengan tatapannya yang ketakutan dan pria itu dengan tatapannya yang tajam seperti elang.
“ Kenapa—“ pria itu bicara.
“ Kenapa—“ Dara bicara.
“ Kamu duluan” ucap pria itu.
“ Ke-kenapa kamu kesini?” tanya Dara, berusaha mengontrol nada suaranya setenang mungkin.
“ Konser” jawabnya. Dara menunduk begitu mendapatkan jawaban. Pria itu menantikan respon yang lebih dari Dara, tapi sia-sia saja.
“ Kenapa kamu nggak jawab telepon aku?” pria itu bertanya.
“ Kamu telpon disaat yang nggak tepat” Dara menjawab, asal.
“ Enam bulan? Setiap kali aku telpon kamu, selama enam bulan ini, semuanya disaat yang nggak tepat?” pria itu menuntut penjelasan lebih lanjut dari Dara.
“ Kamu tau kan perbedaan waktu antara Seoul dan Paris?” Dara menjawab dengan sebuah pertanyaan.
“ Tapi selama kita pa—”
Bunyi bel pintu memotong ucapan pria itu.
“ Sebentar” pinta Dara. Dia melangkah cepat kearah pintu, helaan lega mendatangi dirinya saat ia menemukan Micky tersenyum dibalik pintu.
“ Hai!” sapa Dara.
“ Woaah… Kau seperti abis melihat hantu. Ada apa?” tanya Micky sambil bercanda.
“Nggak apa-apa” jawab Dara, berbohong. “ Siwon” tambahnya tanpa mengeluarkan suara.
Micky menganggukkan kepala, mengerti apa yang sedang terjadi.


Mereka menghampiri Siwon yang sedang mengamati mereka berdua dengan tatapan mata yang tajam seperti elang yang sedang memburu mangsanya.
“ Micky J Potter. Choi Siwon” Dara memperkenalkan mereka berdua.
“ Micky?” tanya Siwon, begitu mereka semua sudah kembali duduk, teringat sesuatu. “ Cinta pertama kamu?” kali ini pertanyaanya ditunjukkan ke Dara.
“  A-apa? Bukan! Bukan Micky ini” Dara mengelak.
“ Kalau iya, memang kenapa?” tantang Micky sambil tersenyum.
“ Hah. Tragis. Walaupun kamu cinta pertamanya, kalian bahkan nggak pernah pacaran. Tapi aku pernah pacaran dengan dia selama dua tahun” cemooh Siwon.
“ Siapa yang bilang kami nggak pernah pacaran?” balas Micky.
WHAT?! Kapan?” Siwon menyaut, suaranya terdengar sangat dalam, menahan amarah.
“ Saat ini” dua kata yang meluncur dari mulut Micky, menghancurkan dunia Siwon dalam sekedip mata.
“ M!” bentak Dara.
“ Kenapa?” Micky menjawab dengan tenang, masih tersenyum.
“ Aku minta kamu kesini karna aku nggak mau terjebak berdua dengan dia di rumahku! Bukan untuk berbohong seperti ini!” penjelasan Dara membuat efek kegembiraan serta kesedihan muncul dibenak Siwon.
“ Terjebak?” pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Siwon.
“ Hey! Dia sedang bicara denganku. Bukan kamu. Aku nggak bohong D, aku ingin kamu jadi pacar aku. Bukan, bukan pacar, tapi aku ingin kamu jadi istri aku” ketulusan ucapan Micky dapat dirasakan oleh Dara. Micky bangun dari tempat duduknya dan berlutut dihadapan Dara. Mengeluarkan kotak perhiasan dari saku blazernya.
Will you marry me?” lamar Micky.
Siwon hanya bisa terpaku tanpa suara di tempat duduknya. Air mata membasahi pipi Dara.
“ M…” kata Dara menggantung.
“ Ya D.”
“ Ma-maaf… aku nggak bisa—“ kalimatnya terpotong karena isak tangisnya, “ nerima kamu” Dara mengakhiri kalimatnya.
“ Kenapa?” kehampaan terdengar dari suara Micky. Matanya mulai menatap kosong kearah Dara.
Siwon menghela nafas lega, berdiri dari sofa, menyilangkan kedua  tangan didadanya. “ Aku rasa jawabannya sudah jelas. Dia masih mencintai aku”
“ Kalau dia masih mencintaimu, dia nggak akan pernah merasa terjebak saat kalian hanya berdua” jawaban Micky seperti sebuah tamparan yang mendarat dengan tepat di pipi Siwon.
Kini perhatian mereka berdua sepenuhnya hanya kepada Dara, menuntut, meminta, menginginkan penjelasan dari Dara.
Kikuk karena tatapan tajam yang mengarah kedirinya, Dara kembali terbata, “ A-aku—“


“ Dara sudah menjadi milikku” sebuah suara keluar dari seorang pria yang baru saja masuk ke rumah Dara.
Semua mata tertuju ke pemilik suara tersebut.
“ Semalem aku telah melamarnya dan kami sepakat akan menikah bulan depan” jelasnya.
“ DAVID!” seru Dara. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri David dalam beberapa langkah. David menyambut Dara kedalam pelukannya.
“ Maaf, tadi aku lagi rapat jadi telat baca BBM kamu, dan membiarkan semua kekacauan ini terjadi” bisik David ditelinga Dara. Dara menjawabnya dengan mengangguk, memaklumi kesibukan yang sedang David lalui.
—Sepertinya kamu nggak bisa ngangkat telpon aku saat ini. Aku melihat Siwon di supermarket seberang. Aku kurang yakin, tapi aku rasa dia melihatku juga. Aku takut dia kesini. Barusan aku nelpon Micky dan nyuruh dia dateng. Tapi nggak tau kenapa, perasaan aku belum tenang juga. Aku takut terjadi sesuatu yang nggak diinginkan. Tolong cepat dateng kesini. Your love.— isi BBM Dara ke David.


TAMAT

sumber gambar: www.all-paris-apartments.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar