à SIKAP
Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial
semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford Advanced Learner Dictionary
(Hornby, 1974) mencantumkan bahwa sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia
attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling,
thinking or behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau
cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude
adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.
Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai
atribut tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara lain :
1. Sikap positif, negatif, netral.
2. Keyakinan sikap.
3. Sikap memiliki objek.
4. Konsistensi sikap.
5. Resistensi sikap.
Empat fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai
metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk dan atributnya menurut
Daniel Katz antara lain :
1. Fungsi utilitarian.
2. Fungsi mempertahankan ego.
3. Fungsi ekspresi nilai.
4. Fungsi pengetahuan.
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude) yaitu :
a.
Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang
mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.
Afektif (affective). Menyangkut masalah
emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen
ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.
Konatif (conative).Komponen konatif atau
komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
obyek sikap yang dihadapi.
à MOTIVASI
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah
“Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh
Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi,
motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang
dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai
tujuannya.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :
1.
Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow
membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan fisiologis, b)
kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan
diri, dan e) kebutuhan aktualisasi.
2.
Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
3.
Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh
seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku
belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan
dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh
responden prakarsa pribadi pelaku.
à PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
Staines (dalam Burns, 1993) mengatakan bahwa konsep diri
memiliki peranan penting dalam terbentuknya pola kepribadian seseorang, karena
konsep diri merupakan inti pola kepribadian; konsep ini mempengaruhi berbagai
sifat dalam diri seseorang. Lebih lanjut dikatakan oleh Staines (dalam Ismail,
2001), konsep diri memiliki beberapa komponen utama, yaitu :
a.
Diri yang dikognisikan atau diri yang dasar,
yaitu pandangan yang digambarkan oleh inidvidu tentang diri sendiri; pemikiran
atau persepsi individu mengenai kemampuan, status, dan peranan individu dalam berhubungan
dengan dunia luar;
b.
Diri yang lain atau diri sosial, pandangan atau
penilaian tentang diri sendiri yang didasarkan pada penilaian orang-orang yang
dihormati atau lingkungan sekitar yang memiliki pengaruh besar terhadap diri
individu yang diperoleh melaui interaksi sosial individu dengan orang lain.
c.
Diri yang ideal, seperangkat interpretasi
individu saat sedang mengungkapkan keinginan atau aspirasi yang bersifat
pribadi, sebagaian besar berupa keinginan dan sebagian lagi merupakan
keharusan-keharusan, atau yang disebut sebagai perangkat ambisi-ambisi yang
mengarah pada suatu yaitu gambaran diri yang ideal dan dipahami oleh individu
sebagai dirinya sendiri.
Hurlock (dalam Ismail, 2001), membagi komponen konsep diri
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
a.
Konsep diri yang sebenarnya; yaitu konsep
seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini ditentukan oleh peran dan
hubungan dengan orang lain berdasarkan penilaian dan reaksi dari orang lain
sehingga individu akan memahami tentang dirinya, apakah dipandang baik atau
buruk.
b.
Konsep diri ideal; yaitu merupakan gambaran
seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakan; gambaran pribadi
tersebut diharapkan menjadi pribadi yang seseuai dengan diri individu meskipun
terdapat kemungkinan tidak memiliki hubungan dengan realitas sama sekali.
Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, maka dapat
dikatakan bahwa dalam proses terbentuknya konsep diri seseorang, evaluasi dan
penilaian orang lain sangat mempengaruhi terbentuknya pandangan atau penilaian
individu terhadap dirinya sendiri. Di samping itu, dalam diri individu terdapat
konsep diri yang ideal atau gambaran diri yang sesungguhnya didambakan oleh
individu. Artinya, konsep diri yang ideal ini sangat berpengaruh dalam diri
individu, karena bila reaksi lingkungan memiliki intensitas yang tinggi, maka
akan semakin kuat pula konsep diri tersebut. Sebaliknya bila reaksi lingkungan
menjadi lemah, maka akan semkin berkurang atau lemah konsep diri tersebut.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar